LAPORAN KUALITAS AIR MENGENAI DINAMIKA
Laporan praktikum ke-1 m. k. Kualitas Air dan Tanah | Hari/Tanggal Shift/Kelompok Koordinator M. K. Dosen Praktikum Asisten | : : : : : | Rabu,10 Maret 2010 1 / 5 Wida Lesmanawati S.Pi Wida Lesmanawati S.Pi Yuly Aini S.Pi Azizah S.Pi Tyas Setioaji |
DINAMIKA SUHU
Disusun Oleh :
Andreas Tambun (J3W409079)
Hendra Rukmana (J3W409041)
Nita Siti farida (J3W409003)
Zuifa (J3W409123)
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT PERTANIAN SUB PERIKANAN
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu Dengan demikian, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh: kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan air minum.
Dalam lingkup akuarium, kualitas air secara umum mengacu pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya untuk menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai.
Air yang jernih bukan berarti air yang baik bagi ikan, karena jernih bukan satu-satunya sarat air berkualitas bagi ikan. Sering dijumpai ikan hidup dan berkembang dengan "subur" justru pada air yang bagi manusia menimbulkan kesan jorok.
Suhu, kadar oksigen terlarut (DO), dan pH merupakan beberapa parameter yang mempengaruhi kualitas air. Parameter tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Tak hanya itu, intensitas cahaya dan faktor lingkungan pun akan mempengaruhinya.
Dari yang telah disebutkan di atas sepertinya menarik untuk mengetahui fluktuasi suhu dan hubungannya dengan beberapa parameter air. Disamping karena air sebagai sumber kehidupan untuk manuusia, juga air pun berfungsi sebagai media kehidupan bagi biota akuatik.
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti praktikum ini praktikan dapat mengetahui fluktuasi suhu dan hubungan beberapa parameter air (DO, pH, dan CO2 bebas) yang terkait dengan perubahan suhu, mengetahui hubungan antara volume air dengan fluktuasi suhu, serta praktikan dapat menggunakan alat termometer, DO meter dan pH meter.
BAB II
BAHAN DAN METODE
2.1 Alat dan Bahan
Alat:
· Termometer alkohol
· pH meter
· DO meter
· Bak fiber (bervolume 4600 L)
· Akuarium (yang masing-masing bervolume 20 L, 75 L, dan 150 L )
· Gelas piala (bervolume 0,5 L)
· Ember
· Pompa
· Pipa/ selang
Bahan:
· Aquades
· Air
2.2 Metode kerja
Perlakuan meliputi:
A = akuarium bervolume 150 L
B = akuarium bervolume 75 L
C = akuarium bervolume 20 L
D = Bak fiber bervolume 4.600 L
E = Gelas piala bervolume 0,5 L
Dilakukan pengukuran suhu udara, suhu air, oksigen terlarut (DO), dan pH air secara insitu setiap jam selama 12 jam, dari mulai jam 09.00 – 18.00 pada hari pertama dan dilanjutkan hari berikutnya dari mulai jam 06.00 – 08.00.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Hasil yang dieroleh dari praktikum yang kami lakukan dapat dilihat pada grafik perbandingan beberapa parameter (suhu air, suhu udara, oksigen terlarut (DO), dan pH) terhadap waktu pengamatan di bawah ini.
3.1.1 Hubungan Suhu Udara dengan Waktu Pengukuran
Gambar 1 Grafik Hubungan Suhu Udara dengan Waktu Pengukuran
Ket:
A B C D E | : : : : : | Akuarium bervolume 150 Liter Akuarium bervolume 75 Liter Akuarium bervolume 20 Liter Bak bervolume 4600 Liter Gelas piala bervolume 0,5 Liter |
3.1.2 Hubungan Suhu Air dengan Waktu Pengukuran
Gambar 2 Grafik Hubungan Suhu Air dengan Waktu Pengukuran
Ket:
A B C D E | : : : : : | Akuarium bervolume 150 Liter Akuarium bervolume 75 Liter Akuarium bervolume 20 Liter Bak bervolume 4600 Liter Gelas piala bervolume 0,5 Liter |
3.1.3 Hubungan DO (Oksigen Terlarut) terhadap Waktu Pengukuran
Gambar 3 Grafik Hubungan DO dengan Waktu Pengukuran
Ket:
A B C D E | : : : : : | Akuarium bervolume 150 Liter Akuarium bervolume 75 Liter Akuarium bervolume 20 Liter Bak bervolume 4600 Liter Gelas piala bervolume 0,5 Liter |
3.1.4 Hubungan pH teradap Waktu Pengukuran
Gambar 4 Grafik Hubungan pH dengan waktu Pengukuran
Ket:
A B C D E | : : : : : | Akuarium bervolume 150 Liter Akuarium bervolume 75 Liter Akuarium bervolume 20 Liter Bak bervolume 4600 Liter Gelas piala bervolume 0,5 Liter |
3.2 Pembahasan
Hasil yang telah didapat setelah dilakukannya praktikum ini dapat diketahui dari grafik di atas. Titik minimum suhu udara terjadi pada pukul 06.00, sebaliknya titik maksimum terjadi pada pukul 10.00. Hal ini terjadi karena pada saat siang hari bumi menerima radiasi matahari lebih besar dibandingkan pada malam hari. Radiasi matahari sangat berpengaruh terhadap suhu udara, oleh sebab itu suhu udara pun akan meningkat pada saat radiasi mataharinya pun tinggi.
Dari dataa di atas, diperoleh informasi bahwa bak yang diberi perlakuan D mencapai suhu maksimum, yaitu 320C pada pukul 10.00. Suhu tersebut merupakan suhu maksimum bila dibandingkan dengan medium-medium lain. Sementara itu, suhu minimum terjadi pada beberapa medium, yaitu yang diberi perlakuan A, C, dan E. Suhu minimum yang didapat yaitu 220C.
Perubahan suhu di udara tidak sama dengan suhu air. Air merupakan medium yang sukar menyerap panas, namun sukar pula untuk melepasnya. Oleh sebab itu, waktu yang diperlukan untuk mencapai titik maksimum akan lebih lambat dibandingkan dengan peningkatan suhu di udara dan begitupun halnya saat suhu air akan mencapai titik minimum.
Suhu maksimum air terjadi antara pukul 13.00–16.00 yang mempunyai kisaran suhu antara 32–340C. Suhu minimum terjadi antara pukul 06.00-08.00 yang berkisar antara 23-240C. Secara keseluruhan dapat kita amati bahwa fluktuasi suhu air sama walaupun perlakuan yang diberikan berbeda.
Dari pengukuran kandungan oksigen terlarut (DO) yang kami lakukan, didapat data maksimum DO pada pukul 18.00 dan 06.00 yaitu sekitar 6-6,2 mg/l. Titik maksimum dihasilkan dari perlakuan D (pengukuran di bak fiber) dan yang selanjutnya dari perlakuan C (akuarium bervolume 20 l). Hal ini disebabkan oleh letak medium itu sendiri yang lebih banyak menerima cahaya matahari juga dari luasan medium tersebut. Dapat kita perhatikan pula pada saat setelah tengah hari DO meningkat kembali. Namun, terjadi penurunan yang cukup drastis pada pukul 14.00, karena pengaruh cuaca. Saat sedang melakukan praktikum saat itu, cuaca mendung dan hujan pun turun pada pukul 15.00. Sehingga suhu dan penyinaran matahari yang berpengaruh pada DO pun tidak stabil.
Hal tersebut di atas sesuai dengan literatur yang telah kami baca. Menurut Ghufran Kordi (2007, dalam Pengelolaan Kualitas Air) konsentrasi oksigen terlarut (DO) berubah-ubah dalam siklus harian. Pada waktu fajar, konsentrasi oksigen terlarut rendah dan semakin tinggi pada siang hari yang disebabkan oleh fotosintesis, sampai mencapai titik maksimal lewat tengah hari. Pada siang hari, ketika terjadi fotosintesis, jumlah oksigen terlarut cukup banyak. Sebaliknya pada malam hari ketika tidak terjadi fotosintesis akan mengalami penurunan yang cukup drastis. Produksi oksigen melalui proses fotosintesis tergantung antara lain pada keadaan panyinaran matahari dan kepadatan plankton. Oksigen di dalam air dapat berkurang karena prosees difusi, respirasi, dan reaksi kimia (oksidasi dan reduksi).
Dari hasil pengukuran pH, secara keseluruhan pencapaian pH maksimum terjadi pukul 14.00 dan pH minimum didapat pada pukul 07.00 dan 09.00. Nilai pH erat kaitannya dengan bentukan karbondioksida (CO2) di dalam air (Byod, 1982). Semakin tinggi kadar CO2 bebas di perairan maka nilai pH perairan tersebut akan semakin rendah. Saat terjadi fotositesis yang menyebabkan DO meningkat, pH pun meningkat dan begitu sebaliknya. Pengukuran pH berkisar antara 9-10,1 dan dapat dikatakan bahwa organisme akuatik seperti ikan masih dapat hidup di pH kisaran ini.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa suhu udara, suhu air, oksigen terlarut (DO), dan pH mempunyai keterkaitan dan saling berpengaruh satu sama lain. Bila terjadi peningkatan suhu udara, maka dengan perlahan suhu air pun akan meningkat. Namun, kecepatan peningkatan suhu di perairan tidak secepat di udara.
Selain itu, setelah melakukan praktikum ini pun kami dapat pula menyangkal teori yang dikemukakan oleh Boyd mengenai pengaruh peningkatan suhu di perairan yang akan menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut (DO). Hal itu dikarenakan adanya penyinaran matahari yang menyebabkan fitoplankton berfotosintesis. Dan untuk toeri tentang peningkatan DO yang akan menyebabkan peningkatan pH di perairan itu terbukti benar.
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran
Wadah Air | Parameter | Waktu Pengukuran | ||||||||||||
09.00 | 10.00 | 11.00 | 12.00 | 13.00 | 14.00 | 15.00 | 16.00 | 17.00 | 18.00 | 06.00 | 07.00 | 08.00 | ||
A akuarium 150 L | Suhu Air(0C) | 26 | 27 | 28 | 29 | 31 | 32 | 32 | 31 | 31 | 30 | 24,5 | 24,5 | 25 |
Suhu Udara(0C) | 29 | 26 | 24 | 26 | 27 | 29 | 27 | 25 | 25 | 25 | 22 | 25 | 24,5 | |
DO | 2,4 | 3,8 | 4,0 | 4,3 | 5,3 | 3,9 | 4,2 | 3,9 | 3,6 | 4,8 | 4,1 | 2,5 | 4,5 | |
pH | 9,1 | 9,4 | 9,5 | 9,6 | 9,8 | 9,8 | 9,9 | 9,9 | 9,9 | 9,9 | 9,4 | 9,4 | 9,5 | |
B akuarium 75 L | Suhu Air(0C) | 27 | 28 | 28 | 29 | 32 | 33 | 32 | 31,5 | 30,5 | 30 | 24 | 24 | 24,5 |
Suhu Udara(0C) | 28 | 25 | 27 | 26 | 28 | 27 | 26 | 25 | 26,5 | 26 | 23 | 25 | 24 | |
DO | 2,8 | 3,6 | 3,9 | 4,0 | 5,3 | 5,0 | 3,8 | 3,0 | 4,0 | 4,8 | 4,7 | 3,1 | 4,1 | |
pH | 9,1 | 9,4 | 9,6 | 9,7 | 9,8 | 9,8 | 9,9 | 10 | 10 | 9,9 | 9,4 | 9,4 | 9,3 | |
C akuarium 20 L | Suhu Air(0C) | 27 | 28 | 30 | 31 | 34 | 33 | 33 | 32 | 30 | 29 | 23 | 23 | 24 |
Suhu Udara(0C) | 28 | 25 | 27 | 27 | 29 | 26 | 25,5 | 25 | 26 | 25 | 22 | 25 | 25 | |
DO | 3,3 | 3,3 | 3,7 | 4,4 | 5,1 | 3,5 | 3,8 | 3,4 | 4,5 | 6,0 | 5,0 | 3,5 | 3,7 | |
pH | 9,1 | 9,3 | 9,6 | 9,7 | 9,8 | 9,9 | 9,9 | 9,9 | 9,9 | 9,9 | 9,3 | 9,2 | 9,3 | |
D Bak 4600 L | Suhu Air(0C) | 26 | 28 | 26 | 32 | 33 | 34 | 32 | 34 | 30,5 | 29,5 | 25 | 24 | 25 |
Suhu Udara(0C) | 29 | 32 | 28 | 26 | 26 | 29 | 28 | 29 | 25 | 25 | 24 | 25 | 24 | |
DO | 3,5 | 3,0 | 4,2 | 4,5 | 5,2 | 4,2 | 3,5 | 3,4 | 2,9 | 6,2 | 5,6 | 3,6 | 4,1 | |
pH | 9,0 | 9,4 | 9,7 | 9,8 | 10 | 9,9 | 10 | 10 | 10 | 10 | 9,5 | 9,4 | 9,5 | |
E Gelas Piala 0,5 L | Suhu Air(0C) | 26 | 30 | 32 | 32 | 34 | 33 | 31 | 29 | 27 | 25 | 24 | 23 | 25,5 |
Suhu Udara(0C) | 28 | 28 | 27 | 29 | 26 | 28 | 26 | 24,5 | 26 | 25 | 22 | 24 | 26 | |
DO | 2,9 | 3,0 | 4,2 | 4,2 | 3,9 | 4,2 | 3,4 | 3,4 | 4,3 | 5,0 | 4,5 | 3,7 | 3,0 | |
pH | 9,3 | 9,4 | 9,8 | 9,8 | 10 | 10,1 | 10 | 10 | 9,9 | 9,9 | 9,1 | 9,0 | 9,1 |
Comments
Post a Comment